ARUNGSEJARAH.COM - Daftar Calon Anggota DPR Dapil Sulawesi Selatan/Tenggara Pemilu 1955 (1).
DALAM sejarah pemilu di Indonesia, pemilihan untuk memilih anggota konstituante baru pertama kali dilakukan dan sekaligus untuk terakhir kalinya yakni di pemilu 1955. Dilaksanakannya pemilihan konstituante terntu berbeda dengan maksud awal dilaksanakannya pemilu yang awalnya didasarkan pada Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 tentang Pembentukan Partai-partai Politik yang di dalamnya juga termaktub rencana pelaksanaan pemilu pada Januari 1946 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Selain itu, seperti halnya dengan pelaksanaan pemilu setelah Orde Baru dan masa Reformasi, berbagai aturan dalam pelaksanaan pemilu 1955 terbilang unik. Misalnya, dengan dipertarungkannya perseorangan/kelompok perorangan dengan partai politik/ organisasi dalam pemilu 1955, baik untuk pemilihan anggota DPR maupun Konstituante merupakan sistem pemilihan yang sampai saat ini tidak pernah lagi dilakukan. Yang sedikit mirip yakni setelah munculnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dulunya dipilih oleh pemerintah dengan nama yang berbeda yakni Utusan Daerah. Walaupun tetap bertarung memperebutkan kursi, namun calon anggota DPD tidak berhadapan dengan partai politik, akan tetapi sesama (perseorangan) calon anggota DPD.Demikian pula dengan ideologi partai politik. Dalam pemilu 1955, setiap partai politik, bebas menentukan ideologi partainya. Oleh karena itu, beragam partai pun bermunculan dengan ideologi yang berbeda-beda. Akan tetapi, keragaman tersebut, oleh pemerintah digolongkan ke dalam 3 kelompok besar asas (dasar) partai yakni Dasar Kebangsaan, Dasar Keagamaan dan Dasar Sosialisme.
Tentu sangat berbeda dengan situasi ketika Orde Baru berkuasa yang perlahan-lahan menyeragamkan ideologi partai politik, khususnya setelah pemilu 1971. Partai politik pun kemudian di satukan ke dalam 2 kelompok partai yakni Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan partai-partai nasionalis dan agama (selain Islam) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari partai-partai Islam. Adapun Golongan Karya (Golkar) tidak digolongkan sebagai partai politik oleh Orde Baru, akan tetapi Golkar dapat mengikuti pemilu yang kemudian dijadikan kendaraan bagi Soeharto untuk berkuasa selama 32 tahun.
Berikut Daftar Calon Anggota Konstituante Dapil Sulawesi Selatan/Tenggara Pemilu 1955 (lanjutan):
Nr. L. 1. BIRO PEDJUANG PEMBANGUN REPUBLIK INDONESIA (BIRO P.P.R.I.): 1. Mr. Tjia Kok Tjiang (Makassar), 2. Sampelan Alfred Johan (Makassar), 3. Dg. Limpo Jasin (Makassar), 4. ahja Muhammad Dg. Ngundjung (Makassar), 5. Sulaiman Andi Wawo (Makassar), 6. Sutarto (Makassar), 7. Arief Muh. Iljas (Makassar), 8. Bujung Eddie (Makassar), 9. Daeng Sidja Muntu (Makassar), 10. Ruddin Mistam (Makassar), 11. Rukka Muhammad Salim (Makassar), 12. Rahim Gassing (Makassar), 13. Kasmin (Makassar), 14. Taslim Amin (Makassar), 15. Mahjuddin Mannu Ali (Makassar), 16. Daeng Mangkasi Baho (Makassar), 17. Daeng Bella Hisjam (Makassar), 18. Idrus Sogo (Makassar).
Nr. L. 2. PARTAI RAKJAT INDONESIA: 1. Abdul Rahman Tamma (Makassar), 2. Basri Gani (Makassar), 3. Soetomo (Bung Tomo) (Djakarta).
Nr. L. 7. PERSATUAN KEMAKMURAN IINDONESIA SULAWESI (PERKIS): 1. Andi Mattonrokang (Makassar), 2. Daeng Mattutu Andi Tjintjing (Makassar), 3. Dg. Manaba Gimpe (Makassar).
Nr. L. 8. Partai Komunis Indonesia.: 1. D.N. Aidit (Djakarta), 2. Prof. Ir. Purbadiningrat (Jogjakarta), 3. Karel Supit (Manado), 4. Anwar Kadir (Makassar), 5. Charlotte Salawati (Makassar), 6. Aminuddin Muchlis (Makassar), 7. Mr. Mohamad Jusuf (Semarang), 8. Marsam Samier (Makassar), 9. Pajung Salenda (Makassar), 10. Tasrief , Muh. Alie (Makassar), 11. Daeng Kulle, Ahmad alie (Palopo), 12. Sabir Samaun (Pare-Pare), 13. Muhammad Daeng Parani (Makassar), 14. Mohamad Junus (Makassar), 15. Supijati Muchlis (Makassar), 16. Kareng Ngimba Abdul Karim (Makassar), 17. Mathyas Sapija (Ambon), 18. Johanis Abraham Dimara (Ambon), 19. Jenay Torey (Djakarta), 20. Paiso (Makassar), 21. Mattaliu Sjamsuddin (Pare-pare), 22. Thobias Paulinus Rissi (Makassar), 23. Abdul Hameng Dg. Situdju (Makassar), 24. Eduard Laurens Maniputty (Makassar), 25. Said Sakkartuang Kr. Ngadjang (Bonthain), 26. Ibrahim Ipa (Palopo), 27. Muh. Husain Supu (Makassar), 28. Mohammad Siman (Makassar), 29. Hein Frederik Tampenawas (Makassar), 30. Hartono Prawirosudarmo (Djakarta), 31. L.R. Panomo (Palopo).
Nr. L. 9. P.N.I.: 1. Mania Sophian (Djakarta), 2. Achmad Saleh Daeng Tompo Intje (Bandung), 3. Arnold Mononutu (Djakarta), 4. Dr. J.F. Mohede (Makassar), 5. Hardjo, Sulaiman Indra (Makassar), 6. Njonja Irawan Kusumo Maemuna (Makassar), 7. R.A. Siti Maria Nj. Hadisutirta (Makassar), 8. Laode Abdul Halim (Bau-Bau), 9. Andi Tjatjo (Makassar), 10. Azis Saleh (Watampone), 11. Muhammda Said Hadji Ali (Pare-pare), 12. Bahauddin H. Muhammad Kitab (Pare-pare), 13. Mohammad Arfah (Bonthain), 14. Jan Jorgen Tular (Makassar), 15. Raden Ruspinudji (Makassar), 16. Daeng Nai Sikade (Makassar), 17. Neloe Bernadus (Makassar), 18. Sjahadat, Chairuddin (Makassar), 19. Pasarai (Makassar).