ARUNGSEJARAH.COM - Sejarah Peradaban Mesir Kuno.
Sejarah Mesir melewati beberapa fase yang disertai dengan berbagai masa kemunduran yang dikarenakan faktor peperangan dalam negeri dan revolusi. Pada akhir-akhir abad kesebelas Sebelum Masehi, kelemahan mulai menyelimuti sendi-sendi peradaban Mesir akibat banyaknya peperangan dan konflik, hingga Mesir dikuasai orang-orang Hapashah (Abisiania/Ethiopia), Assuria/Assyria dan Persia. Setelah itu, pemerintahan Mesir dikuasai oleh Alexander yang Agung dari Macedonia hingga datanglah penjajahan Romawi tahun 30 pada masa kekaisaran Augustus, yang merupakan pendiri imperium Romawi.
Bangsa Mesir Kuno banyak menggunakan tulisan hieroglif untuk membukukan ilmu-ilmu pengetahuan dan hasil pemikiran mereka di atas kertas-kertas papyms, dinding-dinding kuil dan beberapa piramida. Tulisan ini mengalami perkembangan di kemudian hari hingga menjadi tulisan heratik dan akhimya menjadi tulisan demotik yang masih saja hidup dalam tulisan dan bahasa Koptik.
Orang pertama yang menunjukkan diuraikannya simbol-simbol tulisan hieroglif adalah seorang archeolog Prancis bernama Sampolion setelah melalui studi dan penelitian intensif terhadap tulisan yang tertera pada batu Rasyid yang ditemukannya dalam sebuah ekspedisi bersama Napoleon Bonaparte di Mesir tahun 1799 M.
Berbagai studi archeologi dan papyrus menunjukkan bahwa bangsa Mesir Kuno berhasil menggapai kemajuan luar biasa dalam bidang astronomi, aritmetika, kedokteran, farmasi, geometri, pertanian, dan lainnya. Disamping itu, mereka juga piawai dalam menggambar, memahat, mendirikan bangunan dan pembalsaman jenazah. Mereka juga piawai dalam membuat perhiasan dan kerajinan kaca berwama, mengolah tembaga dan mineral, pertukangan, sterilisasi dengan pembakaran dan gading gaiah.
Mereka adalah orang pertama yang menyamak kulit-kulit binatang, menenun pakaian-pakaian dari katun dengan sangat trampil.
Di antara manuskrip-manuskrip yang terbuat dari kertas-kertas papyrus yang berhasil ditemukan pada akhir abad kesembilan belas Masehi dan menjadi referensi utama dalam studi dan penelitian ilmu pengetahuan di Mesir Kuno, kita dapat menyebutkan papyms Ebers yang terdapat di universitas Leipzig papyrus Edwin Smith, Rhind, Shistripiti, London, Berlin, serta lainnya.
Klasifikasi metode ilmiah pertama dalam notasi matematika Mesir Kuno nampak jelas ketika mereka menemukan bilangan desimal (berbasis 10) yang didasarkan pada simbol-simbol khusus bagi hitungan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, rafusan ribu, hingga sejuta (1, 10, 100, 1000, 10000,100000, 1000000). Para juru tulis seringkali merasakan arti penting bilangan nol, sehingga mereka meninggalkan dan membiarkannya kosong sebagai tanda keberadaannya.
Bisa jadi metode ini dalam pemikiran ilmiah dinamakan kondisi pemikiran dan bukan metode ilmiah sebagaimana yanglita kenal sekarang. Akantetapitidak diragukanlagi, semua itu merupakan salahsatu dari fase-fase penting metode induktif dalam mencapai yang terbaik dan terbaru. Hal itulah yang menempatkan mereka lebih unggul dibandingkan peradaban-peradaban yang eksis pada masa itu atau yang paling berkualitas di antara mereka.
Sumber: Prof. Dr. Ahmad Fuad Basya, Sumbangan Keilmuan Islam pada Dunia.