ARUNGSEJARAH.COM - Mengenal Sosok Ibnu Khaldun, Sejarawan Muslim Peletak Dasar Ilmu Sosial Dunia .
SOSOK Ibnu Khaldun merupakan ilmuwan Islam yang memberikan banyak kontribusi, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial. Banyak ilmuwan, khususnya di dunia Barat yang mengagumi pemikiran Ibnu Khaldun, salah satunya yakni DR. Bryan S. Turner, guru besar sosiologi di Universitas of Aberdeen, Scotland.
Dalam artikelnya berjudul “The Islamic Review & Arabic Affairs” pada tahun 1970-an, DR. Bryan S. Turner mengomentari tentang karya-karya Ibnu Khaldun. Ia menyatakan, “Tulisan-tulisan sosial dan sejarah dari Ibnu Khaldun hanya satu-satunya dari tradisi intelektual yang diterima dan diakui di dunia Barat, terutama ahli-ahli sosiologi dalam bahasa Inggris (yang menulis karya-karyanya dalam bahasa Inggris).”
Menurut Bryan S. Turner, salah satu tulisan yang sangat menonjol dan populer karya Ibnu Khaldun adalah Muqaddimah (Pendahuluan). Karya ini merupakan buku terpenting tentang ilmu sosial dan masih terus dikaji hingga saat ini.
Ibnu Khaldun tidak memiliki pendahulu yang dikenal dalam sejarah pemikiran Muslim. Hal yang sama pula dia tidak memiliki penerus yang layak seperti Ibnu Khaldun. Walaupun demikian, pengaruh Ibnu Khaldun masih terlihat pada murid-muridnya di Kairo, salah satunya, al-Maqrīz.
Al-Maqrīz memiliki wawasan yang layak disandingkan dengan gurunya dalam menganalisis inflasi yang merajalela pada masanya. Ia juga merupakan penulis dari beberapa karya besar yang menyoroti banyak hal, utamanya kondisi sosial kontemporer.
Mungkin tidak terlalu berlebihan jika mengaitkan pengaruh Ibnu Khaldun dengan kebangkitan luar biasa dalam penulisan sejarah di Mesir abad ke-15.
Belakangan, beberapa ulama dan negarawan Utsmani abad ke-16 dan ke-17 yang terkemuka menaruh minat yang besar pada karya Ibnu Khaldun dan sebagian terjemahan Muqaddimah ke dalam bahasa Turki dibuat pada abad ke-18.
Akan tetapi barulah setelah tahun 1860-an, ketika terjemahan lengkap Muqaddimah muncul, sosok Ibnu Khaldun kemudian dikenal dan sangat terlihat kejeniusannya yang tak tertandingi di seluruh duni.
Ibnu Khaldun lahir pada tanggal 27 Mei 1332, di Tunis (Tunisia) dan meninggal pada 17 Maret 1406, di Kairo, Mesir.
Ibn Khaldn memiliki nama lengkap Walī al-Dīn Abd al-Raḥmān ibn Muḥammad ibn Muḥammad ibn Abī Bakr Muḥammad ibn al-Ḥasan Ibn Khaldn.
Beliau merupakan ilmuwan terbesar Arab, yang mengembangkan salah satu filsafat sejarah, yang termuat dalam mahakaryanya berjudul Muqaddimah (Pendahuluan).
Ibnu Khaldul dikenal sebagai pakar kenegaraan, sejarawan, pemikir pendidikan Islam dan ahli hukum bermadzhab Maliki. Beliau merupakan keturunan bani Khaldun dari Spanyol, yang kemudian pindah ke Tunis.
Ayahnya bernama Abu ‘Abdullah Muhammad. Setelah mengundurkan diri dari dunia politik sebagai administrator dan menekuni ilmu pengetahuan dan kesufian. Beliau juga seorang yang ahli dalam bahasa dan sastra. Dengan demikian Ibnu Khaldun mendapat pendidikan dari ayahnya secara langsung.
Ibnu Khaldun memiliki nama kecil yakni Abdur-Rahman. Adapun Abu Zaid adalah nama panggilan keluarganya dan Wali al-Din adalah gelar yang diberikan kepadanya sewaktu beliau menjabat sebagai qadhi di Mesir.
Dalam karyanya, at-Ta'rif, Ibnu Khaldun menerangkan diri dan garis keturunannya sebagai Abdurrahman Ibnu Muhammad Ibnu al Hasan Ibnu Jabir Ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu ‘Abdurrahman Ibnu Khaldun.
Keluarga Ibnu Khaldun berasal dari Hadramaut (Yaman) dan silsilahnya sampai pada salah seorang sahabat Nabi SAW yang bernama Wail Ibnu Hajar dari kabilah Kindah. Salah seorang cucu Wail, Khalid Ibnu Ustman (kakeknya) memasuki daerah Andalusia bersama-sama dengan orang Arab, penakluk pada awal ke-3 H (abad 9 M). Lalu anak cucunya membentuk satu keluarga besar dengan nama bani Khaldun. Dari bani inilah Ibnu Khaldun berasal. Untuk pertama kalinya bani Khaldun tinggal di kota Qamunah di Andalusia sebelum hijrah ke kota Sevilla.
Ibnu Khaldun dilahirkan pada penghujung zaman pertengahan, atau permulaan zaman Renaissance di Eropa. Beliau hidup ketika Islam berada pada masa kemunduran dan disintegrasi, yang ditandai dengan jatuhnya bani Abbasyiah (di Baghdad) ke tangan pasukan Tartar Timur Lenk (654-923 H).
Di masa-masa itu, terjadi gejolak besar yakni runtuhnya dinasti al-Muwahidun di daerah Maghrib (di Afrika Utara dan Andalusia). Satu per satu kota-kota kerajaan Islam jatuh ke tangan kaum Kristen. Dampaknya sangat buruk bagi perkembangan bahasa, sastra dan kebudayaan Arab.
Setelah kejatuhan Baghdad, ulama dan sastrawan Baghdad bersama para ulama Andalusia mengungsi ke Kairo, Mesir yang menjadi pusat peradaban. Mesir pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Bani Mamluk. Kedatangan mereka di kota Kairo disambut baik oleh Bani Mamluk, sehingga mereka merasa tenang dan tentram.
Abad ke-14 M atau 8 H merupakan masa perubahan dan transisi di seluruh dunia. Perubahan dan transisi ke arah perpecahan dan kemunduran di dunia Arab, sekaligus perubahan dan transisi ke arah kebangkitan di dunia Barat. Dapat dilihat berbagai revolusi dan kekacauan mulai meluas di Afrika Utara, berbagai dampak dari perpecahan-perpecahan regional dan meluasnya fanatisme golongan sehingga berdampak negatif bagi kebudayaan Arab. Demikanlah, gambaran sosial politik di masa Ibnu Khaldun.
Bersambung.... Mengenal Sosok Ibnu Khaldun, Sejarawan Muslim Peletak Dasar Ilmu Sosial Dunia (2) (arungsejarah.com)