ARUNGSEJARAH.COM - Jejak Pertemuan Ras Austronesia dengan Orang Toala di Mallawa Maros.
JAZIRAH Sulawesi menyimpan banyak misteri masa lalu yang belum terungkap, termasuk mengenai awal muasal munculnya penghuni pertama yang mendiami wilayah ini.
Sebelum masuknya Ras Austronesia, di jazirah Sulawesi telah hidup populasi lokal yang dikenal dengan Orang Toala atau Toalean yang mendiami beberapa tempat, salah satunya di wilayah Mallawa.
Dalam tulisan ini, akan diuraikan bukti-bukti arkeologis mengenai kontak atau persentuhan budaya Austronesia Awal dengan Toalean, yang pernah menghuni wilayah Mallawa antara 6500–7000 tahun yang lalu (Terdapat pula video wawancara dengan DR. Hasanuddin, Ketua Peneliti dari Balai Arkeologi Sulawesi Selatan).
Apa saja temuan-temuan yang menunjukkan terjadinya persentuhan budaya antara imigran Austronesia dengan Toala, simak video ini hingga selesai.
***
Kawasan Mallawa terletak sekitar 92 km sebelah timur laut Kota Makassar atau 62 km sebelah timur ibukota Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Bentuk topografi Mallawa memiliki perbukitan yang dapat mengungkapkan misteri mengenai persebaran manusia, khususnya di Sulawesi Selatan. Salah satu hal yang menarik untuk diungkap adalah bagaimana pertemuan Ras Austronesia dengan Orang Toala yang terlebih dahulu mendiami kawasan ini.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya populasi asli yang disebut Toalean dengan identitas budayanya yang jelas.
Populasi asli yang menghuni wilayah Mallawa ini sekitar 7000-6500 tahun yang lalu, jauh sebelum migran Neolitik Austronesia awal datang dan menghuni wilayah ini sekitar 3580-2200 tahun lalu.
Penanda artefak untuk Toalean adalah mikrolit geometris, bilah, dan lancipan Maros. Sedangkan penanda artefak Austronesia adalah tembikar slip merah, dan artefak batu diupam atau digosok, terutama kapak dan beling.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bukti-bukti arkeologi mengenai kontak atau persentuhan budaya Austronesia Awal dengan Toalean yang pernah menghuni Mallawa.
Penelitian dengan menggunakan survei dan ekskavasi ini telah ditemukan 11 situs gua (liang) dan ceruk serta dua situs terbuka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedatangan Penutur Austronesia di wilayah Mallawa yang sudah dihuni sekitar 7000 tahun yang lalu oleh Orang Toala, telah terjadi proses adaptasi dan interaksi di antara mereka.
Secara umum, penutur Austronesia dimiliki ciri-ciri antara lain.
1) Sebagian besar penutur Austronesia di luar Melanesia dan Filipina memiliki ciri biologi yang dapat digolongkan sebagai ras Mongoloid Selatan (Southern Mongoloid); 2) Secara budaya, penutur Austronesia di masa lampau memiliki tradisi mentato tubuh;
3) Menggunakan layar pada sampan/perahu; 4) Secara etnografi maupun di masa prasejarah penutur Austronesia mempunyai stile/gaya seni, dan ciri sosial yang terkait dengan urutan kelahiran (birth order) untuk saudara kandung; serta
5) pemujaan terhadap leluhur/nenek moyang yang dianggap cikal-bakal/pendiri keturunan.
Kontak dan interaksi budaya antara Austronesia dengan Toalean ditunjukkan oleh temuan-temuan, seperti gerabah, beliung dan perhiasan dari kerang yang merupakan ciri budaya Austronesia. berasosiasi dengan artefak batu mikrolit geometris dan lancipan Maros yang menjadi ciri budaya Toala.
Berdasarkan hasil penelitian dari Tim Balai Arkeologi Sulawesi Selatan yang diketuai Dr. Hasanuddin, M.Hum, ditemukan bahwa Interaksi kedua budaya tersebut, dapat dilihat pada lapisan tanah pertama dan kedua, di kotak ekskavasi Liang Uttange 1 dengan pertanggalan antara 3500 dan 3200 tahun lalu.
Terjadinya pertemuan atau kontak antara Orang Toala dengan imigran Austronesia telah melahirkan sebuah proses interaksi, adaptasi dan pembauran budaya, termasuk pula pada pengembangan teknologi dan kepercayaan.
Tonton Videonya di Youtube IDWAR ANWAR